Secara bahasa, energi merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni Ergon yang berati kerja. Secara arti, energi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan atau usaha. Tindakan atau usaha yang dilakukan oleh setiap manusia terbagi menjadi dua, positif dan negatif. Tindakan positif menandai bahwa seseorang mampu mengkonversi energi yang didapatkan menjadi suatu nilai kebaikan. Berbeda jika seseorang mengkonversi energi menjadi nilai keburukan, maka jadilah tindakan yang negatif. Tentu energi positif lah yang selalu diharapkan.
Tak terhitung jumlah energi yang Allah berikan untuk kehidupan kita. Dimulai saat kita masih berada dialam kandungan sampai kita beristirahat di alam kubur kelak. Bisakah kita bayangkan jika nikmat energi untuk kita itu dihilangkan oleh Allah? Benar, pasti kita tidaklah hidup dan tak ada kehidupan. Berbicara, membaca, menulis, bahkan bernafas pun membutuhkan energi. Lalu bagaimana sikap kita agar energi itu membawa kebaikan pada diri kita?
- Pertama adalah me-manage, Sadarkah kita bahwa dalam satu hari Allah memberikan kita waktu yang sama untuk seluruh hamba-Nya yaitu 24 jam. Pemimpin, pengusaha, dosen, guru, petani, tengkulak, pedagang bahkan preman, pengamen, pengemis sama-sama mendapatkan waktu 24 jam. Bedanya adalah ketika seseorang mampu me-manage energinya menjadi energi positif, perilakunya akan positif dan mengarah pada tujuan yang positif pula. Berbeda jika energi tidak ter manage dengan baik, kegiatannya penuh dengan kesia-siaan dan tujuan semu belaka.
- Kedua adalah stop boros. Boros bukan melulu soal harta, energi juga bisa. Dijelaskan dalam firman Allah :
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berlebih- lebihan.” (Al-Isra’ 31)
Berlebihan dalam menggunakan energi sangat tidak dianjurkan. Karena ada pepatah menagatakan "lebih baik kerja cerdas daripada kerja keras". Memang benar adanya, dengan kerja keras, disadari atau tidak pasti akan banyak energi yang dikeluarkan. Lain halnya jika kerja cerdas akan lebih terukur dan tidak banyak energi yang terbuang sia sia. Saya berikan contoh sederhana, ketika kita akan memindahkan 2 buah kursi ke suatu tempat, satu kursi kita pindahkan ke tempat itu lalu kembali lagi mengambil kursi yang satunya lagi atau memindahkan keduanya secara bersamaan? tentu akan lebih menghemat energi pilihan kedua. Jadi seperti itulah pentingnya kita dalam menghemat energi kita untuk memberikan energi positif di kegiatan selanjutnya.
- Ketiga adalah me-recharge. Layaknya baterai smartphone, laptop, dan lain lain ketika habis tentu akan kita charge agar dapat digunakan kembali, bahkan belum sampai habis sudah kita charge. Sama halnya dengan energi kita, tidak seterusnya dalam kondisi full, pasti akan ada kondisi low dan butuh untuk di re-charge. Sehebat apapun kita, sekuat apapun kita, seapapun lah kita, ingatlah ketika kita sakit. Itulah salah satu gambaran kondisi energi kita yang sedang dalam kondisi low. Sangat terasa perbedaan yang kita rasakan ketika kondisi full dan hanya sedikit yang bisa kita lakukan bahkan sama sekali tidak bisa. Bagaimana cara me-recharge energi kita? banyak cara agar energi kita full lagi, selain dengan tidur, berolahraga secara rutin, makan dan masih banyak cara lagi.
Semoga kita tergolong sebagai orang yang beruntung dengan amalan-amalan yang kita kerjakan didunia ini sebagai bekal kita bertemu Allah SWT di hari akhir nanti, Aamiin..
Semoga bermanfaat :)
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Zaini Ahsan Prahendra
Komentar
Posting Komentar